Dear UX Enthusiast khususnya para members,
Sudah cukup lama blog ini tidak terupdate ya. Memang saya berusaha menulis blog di sini dibedakan dengan blog-blog saya di luar atau jika beberapa blog desain yang sama dengan blog saya di luar juga tidak apa-apa, sih tapi kalau di sini saya usahakan yang berkaitan tentang materi atau jika ada yang sekiranya urgent atau sekiranya menarik ingin disampaikan. Memangnya ada hal urgent dalam desain? 🤔😁 ada aja jika terkait attitude, kevalidan ilmu, berbagi source dll yang saya merasa tanggungjawab terhadap para peserta kursusUX.com juga, jadi mengajar ngga asal ngajar.
Ada beberapa update nih yang ingin disampaikan, pertama tampilan kursusux.com sudah ganti, lho juga beserta halaman aksesnya, tapi beberapa yang sudah cek email dari kursusUX.com berarti sudah tau ya. So far, saya membuat semua tampilan ini dengan wordpress menggunakan plugin Elementor, no coding ya. Dan saya memang tidak menggunakan theme topik LMS (Learning Management System), jadi masih dibuat manual semua sistem layout di dalamnya. Maka bagi teman-teman yang pernah memberi saran agar tampilannya dibuat -dimana yang saya tangkap yaitu berupa pembelajaran online seperti Udemy dll- ya memang tool-nya belum menggunakan yang seperti itu. Beberapa online course desain grafis/visual (lokal) juga memang ada yang masih pake sistem manual. Tapi semoga saja nanti bisa terealisasi menggunakan LMS.
Oh iya, terkait judul di atas, sebagai insight saja ya, bahwa materi yang saya buat ini sudah berdasarkan pengalaman saya 1 dekade hehe, memang…memang ngga semua perusahaan tempat saya kerja menerapkan dan paham desain proses ideal, tapi dengan pengalaman selama itu insya Allah saya bisa berpikir dan menyusun materi sedemikian rupa di saat saya sudah tau proses yang ideal seperti apa. Konsep pembelajaran berdasarkan desain process secara berurutan ini setau saya belum ada atau masih sangat jarang sampe saya belum nemu, kecuali setelah kursus UX ini dibuat ya, yang Google-Google itu lho. Dan memang namanya desain process itu tahapannya bisa sedikit bergeser dan berbeda satu sama lain, bahkan perusahaan-perusahaan juga kalau sudah pede, ada yang mematenkan atau mengklaim punya design process sendiri yang suka dipajang di website-website mereka, namun intinya biasanya sih sama saja.
Nah, jadi jika ada yang mempertanyakan gimana sih materi kursusux.com ini? urutannya kaya gini tuh darimana? nah, jikapun ada yang bergeser itu sangat normal, jadi bukan kaya darurat gimana gitu. Tapi qodarulloh (takdir Allah), so far sih banyak juga data-data atau sumber yang membenarkan. Seperti misal kenapa sih materi A cuma beberapa menit, lah memang kursus online kan begitu dimana-dimana. Lalu sesuai judul di atas misalkan, ‘GIMANA CERITANYA ‘SYNTHESIZE DATA TO DESIGN ADA DI IDEATION??’, memang saya TIDAK ‘mencontek’ materi (terlepas dari mencontek pun sah saja ya asal ngerti, kan mengajar juga butuh panduan seperti hal-nya guru punya buku panduan), tapi semua berdasarkan pengalaman juga dan logika thinking saya, tentu referensi ada saja, saya juga sambil liat-lihat materi course luar sebagai inspirasi.
Nah terkait pertanyaan yang tadi ini, kita bisa buktikan di film dokumentar terbarunya milik Invision yang berjudul ‘SQUADS’. Teman-teman, di sini saya asumsikan banyak yang sudah subscribe ke mailing list nya Invision, pasti dapet link pendaftaran akses nontonnya atau digoogling juga ada koq. Nah, di situ ada tuh diperlihatkan bahwa Synthesize data to design itu ya di IDEATION LAH!! memangnya mau di bagian mana? hehe, untung tidak saya rubah-rubah materinya, karena secara logika pun sudah pas. Yang berkata di film tsb juga bukan sembarangan, yaitu Leah Buley, penulis buku terkenal ya, The UX Team of One, juga Director of User Research di lovevery (hehe, maaf, tante…bukunya belum tamat saya baca -ceritanya kenal, sok muda sekali ya saya 🤦🏻♀️).
Selain itu juga saya menulis blog di UXDesign.cc dan satu lagi di sister site nya bootcamp.uxdesign.cc. Sudah saya update di email para member/peserta ya kemarin. Ada template juga di Figjam (Figma tool) yang saya buat untuk dokumentasi Proposing Design Solution terutama jika bekerja di startup kecil.
Sebagai tambahan jika masih bingung, saya tambahkan juga di bagian deskripsi materi video Session Ideation dengan tulisan ini:
Synthesizing INTO DESIGN
INTO DESIGN artinya ada Ideation di dalamnya sebelum mendesign dan itu berdasarkan data. Dalam Synthesize juga memang terdapat proses tool Ideation walau masih di Define (seperti di Materi Update yang Case Study), tapi tentu transisi ke design juga melalui STEP IDEATION dulu yaitu ide-ide menuju design (INTO DESIGN tadi)
Hasil sintesis data diolah ke ide-ide menuju ide desain. Kita mencoba melakukan ‘desain’ dalam tanda kutip ya -maksudnya wireframe kasar aja-, let say, bentuknya rough wireframe pada Crazy 8’s, dan itu berdasarkan data juga sebaiknya, sebelum ditentukan yang mana solusinya dan sebelum berupa high fidelity yaitu tahap 5.
So, I found this recently, cek film terbaru Invision App, berjudul SQUADS, rilis September 2021 padahal:
“We’re gonna capture everything you’re hearing on sticky notes.” -Leah Buley when teaching workshop then continue she says on the movie right after that scene-, “So as you guys doing this together, you’re collecting data that you will then be able to start to analyze and synthesize.”
“So our next step is gonna be to look at your sticky notes and start to find the pieces of data that kind of go together because they’re about the same thing. You put ideas out on the wall, you stand in front of them together…..sketching out quickly digitally for pilling ideas on top of each other for sharing ideas back and forth…”
Jadi justru saya gabung Synthesizing dengan ditambahkan INTO DESIGN supaya Ideation itu dalam satu tempat saja penjelasannya. Sama seperti artikel ini, Ideation ditarik ke Design urutan Processnya:
Sementara di sebuah video youtube ini, di menit tertentu tsb di sini https://youtu.be/hchsluJyw1A
Dimana synthesize ada di tahap Define, di sisi lain tahap Ideate mengandung How Might We (HMW), yang mostly biasanya dilakukan dengan sticky notes juga, dengan mengeluarkan ide-ide kemungkinan-kemungkinan goals yang bisa jadi solusi (HMW belum ada di materi ya).
Jadi design process itu sebetulnya sederhana, pengaplikasiannya jika sudah paham, ya kembali pada para pelaku, dan kondisi perusahaan, product dan team karena tidak linear kan. Seperti penulis blog UXPlanet tadi, dia bahkan menyebutnya sebagai My Design Process dengan menyelipkan IDEATION ke dalam DESIGN dan itu sah saja koq.